Rumahku Surgaku.
https://www.facebook.com/video.php?v=172365129440344&set=vb.100000005750111&type=3&theater
Teringat kembali perjalanan panjang orangtua saya untuk memiliki sebuah rumah.
22 tahun tepatnya istana ini diperjuangkan oleh orangtua kami. Bulan November Tahun 1995, entah apa rasanya. rumah warisan simbah kena gusur dan kami hanya diberikan waktu satu jam untuk memindahkan barang barang ke rumah baru.
Rasanya, sedih bukan kepalang tanah kelahiranku. tempat aku dibesarkan dan memori masa kecilku tertimbun aspal.
Ya, rumah simbah harus digusur untuk jadi jalan. inilah suratan takdir. jika tak digusur mungkin sampai sekarang kami tidak memiliki rumah.
Bagaimanapun yang namanya rumah peninggalan orangtua yang memiliki banyak saudara akan banyak sengketannya terutama pembagian warisan. inilah takdir Allah agar kami bisa merasakan memiliki rumah sendiri.
Sebelum digusur kami belum menemukan rumah yang kami idamkan. benar kata orang rumah itu jodoh jodohan. ada yang cocok tapi harganya yang enggak cocok. Ada yang murah dan bagus tapi kurang sreg karena jauh dan sulit diakses dengan kendaraan umum. intinya kami menemukan rumah idaman di deti detik terakhir rumah berserta isinya akan dihancurkan oleh mobil buldozer, sport jantung tentunya.
Langsung cocok dan langsung bayar saat itu juga langsung pindah barang berserta penghuninya dan langsung tidur. ya Semuanya serba mendadak dan kami tidak punya waktu untuk menyewa rumah sebelum rumah kami renovasi. jadi esoknya setelah badan kami fit kami mulai beberes barang dan ngecat serta beres beres rumah. inilah rumah idaman orangtuaku dengan luas 770 meter halaman yang cukup luas berserta kolam ikan 7 buah. bahkan sebelum kepergian papa pada tahun 2007 papa sempat membuat perternakan ayam yang cukup luas dibelakang rumah . indah sekali masa itu.
Bahkan jadi teringat pesan almarhum papa. iya papa meninggal tahun 2007. 3 Tahun beliau merasakan hasil dari jerih payahnya bekerja. "Rumah ini cukup besar terlalu besar untuk kami. biarkan rumah ini sejuk dengan anak anak yang mengaji tiap sore atau saudara yang ingin menginap.
Rumah ini memang sejuk dengan anak anak yang mengaji tiap sore. bahkan saudara nyaman tinggal berlama lama di rumah kami.
Kini setelah saya menikah. saatnya saya bermimpi kembali bermimpi membangun istana saya bersama keluarga kecil saya. mimpi yang sama ketika mama ingin memiliki rumah.
https://www.facebook.com/video.php?v=172365129440344&set=vb.100000005750111&type=3&theater
Teringat kembali perjalanan panjang orangtua saya untuk memiliki sebuah rumah.
22 tahun tepatnya istana ini diperjuangkan oleh orangtua kami. Bulan November Tahun 1995, entah apa rasanya. rumah warisan simbah kena gusur dan kami hanya diberikan waktu satu jam untuk memindahkan barang barang ke rumah baru.
Rasanya, sedih bukan kepalang tanah kelahiranku. tempat aku dibesarkan dan memori masa kecilku tertimbun aspal.
Ya, rumah simbah harus digusur untuk jadi jalan. inilah suratan takdir. jika tak digusur mungkin sampai sekarang kami tidak memiliki rumah.
Bagaimanapun yang namanya rumah peninggalan orangtua yang memiliki banyak saudara akan banyak sengketannya terutama pembagian warisan. inilah takdir Allah agar kami bisa merasakan memiliki rumah sendiri.
Sebelum digusur kami belum menemukan rumah yang kami idamkan. benar kata orang rumah itu jodoh jodohan. ada yang cocok tapi harganya yang enggak cocok. Ada yang murah dan bagus tapi kurang sreg karena jauh dan sulit diakses dengan kendaraan umum. intinya kami menemukan rumah idaman di deti detik terakhir rumah berserta isinya akan dihancurkan oleh mobil buldozer, sport jantung tentunya.
Langsung cocok dan langsung bayar saat itu juga langsung pindah barang berserta penghuninya dan langsung tidur. ya Semuanya serba mendadak dan kami tidak punya waktu untuk menyewa rumah sebelum rumah kami renovasi. jadi esoknya setelah badan kami fit kami mulai beberes barang dan ngecat serta beres beres rumah. inilah rumah idaman orangtuaku dengan luas 770 meter halaman yang cukup luas berserta kolam ikan 7 buah. bahkan sebelum kepergian papa pada tahun 2007 papa sempat membuat perternakan ayam yang cukup luas dibelakang rumah . indah sekali masa itu.
Bahkan jadi teringat pesan almarhum papa. iya papa meninggal tahun 2007. 3 Tahun beliau merasakan hasil dari jerih payahnya bekerja. "Rumah ini cukup besar terlalu besar untuk kami. biarkan rumah ini sejuk dengan anak anak yang mengaji tiap sore atau saudara yang ingin menginap.
Rumah ini memang sejuk dengan anak anak yang mengaji tiap sore. bahkan saudara nyaman tinggal berlama lama di rumah kami.
Kini setelah saya menikah. saatnya saya bermimpi kembali bermimpi membangun istana saya bersama keluarga kecil saya. mimpi yang sama ketika mama ingin memiliki rumah.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung di Rumah Nayma