Parenting
Menyambung Kembali Tali silaturahmi
Teringat perbuatan bodohku beberapa waktu silam. menanam
bibit kebencian itu seolah menanam bahan bakar api neraka. Tak pernah habis
namun akan menghabisi diri kita sendiri.
Kebencian yang dipupuk pada seorang yang
selalu menyaiti kita itu jika di pikir dengan perasaan dongkol adalah tebusan
yang sepandan namun sampai kapan bibit kebencian akan ditabur? Naudzubillahimindzalik.
Lalu apa yang saya lakukan untuk
mengubur kebencian?
Orang yang saling membenci tak
mungkin saling bertemu khan. Bertemu pasti berantem. Diingatkan kembali pepatah
tak kenal maka tak sayang tak sayang maka tak cinta. Tak bertemu maka tak
berdamai. Yah, kuncinya silaturahmi karena dengan silaturahmi kunci terbukanya rahmat dan pertolongan Allah SWT. Dengan
terhubungnya silaturahmi, maka ukhuwah Islamiyah akan terjalin dengan baik. "Sesuatu
yang paling cepat mendatangkan kebaikan adalah pahala orang yang berbuat
kebaikan dan menghubungkan tali silaturahmi, sedangkan yang paling cepat
mendatangkan keburukan ialah siksaan bagi orang yang berbuat jahat dan yang
memutuskan tali persaudaraan" (HR. Ibnu Majah).
Karena
Silaturahmi tidak sekedar bersentuhan tangan atau memohon maaf belaka. Ada
sesuatu yang lebih hakiki dari itu semua, yaitu aspek mental dan keluasan hati.
Hal ini sesuai dengan asal kata dari silaturahmi itu sendiri, yaitu shilat atau
washl, yang berarti menyambungkan atau menghimpun, dan ar-rahiim yang berarti
kasih sayang. Makna menyambungkan menunjukkan sebuah proses aktif dari sesuatu
yang asalnya tidak tersambung.
Menghimpun
biasanya mengandung makna sesuatu yang tercerai-berai dan berantakan, menjadi
sesuatu yang bersatu dan utuh kembali. Tentang hal ini Rasulullah SAW bersabda,
"Yang disebut bersilaturahmi itu bukanlah seseorang yang membalas
kunjungan atau pemberian, melainkan bersilaturahmi itu ialah menyambungkan apa
yang telah putus" (HR. Bukhari).
Yah dengan hati yang berkeping keping dan perasaan yang tercabik saya mendatangi rumah orang yang saya benci. keihlasan itu adalah kuncinya. dari awal saya berniat menyambung kembali tali silaturahmi karena saya iklaskan kebencian itu terkubur dalam dalam. dan saya iklas untuk meminta maaf terlebih dahulu pada orang yang menyakiti saya. karena Iklas itu memang suatu titik dimana kita menerima semuanya dengan kelegaan hati dan ketenangan jiwa. Ikhlaskah saya waktu itu?
Nyatannya belum sepenuhnya iklas terlebih orang yang kita datangi menyambut kita dengan perasaan dingin.
yang saya lakukan adalah menghipnotis diri saya sendiri atau sugesti mungkin yaa. bahwa memendam kebencian adalah kelelahan yang tiada tara. perasaan tak tenang tidur pun tak nyenyak. saya hanya ingin bangun dengan perasaan segar atau ketika saya bertemu seseorang tidak lagi terus terusan memikirkan apa yang telah ia sakiti padaa saya. yah itu melelahkan.
Nyatanya silaturahmi itu bukan hanya pertemuan terakhirku dengan orang yang telah menyakitiku saja. silaturahmi tadi ternyata sebagai pintu damai musnahnya kebencian diantara kami. akhirnya esoknya saya mendapat kunjungan balasana dan semuanya clear. bahwa kami tidak lagi memendam rasa permusuhan. rasannya kami jauh lebih dekat dari sebelumnya setelah perdamaian kemarin. ternyata damai itu indah
GiveAway Indahnya Silaturahmi, Lavender ArtYah dengan hati yang berkeping keping dan perasaan yang tercabik saya mendatangi rumah orang yang saya benci. keihlasan itu adalah kuncinya. dari awal saya berniat menyambung kembali tali silaturahmi karena saya iklaskan kebencian itu terkubur dalam dalam. dan saya iklas untuk meminta maaf terlebih dahulu pada orang yang menyakiti saya. karena Iklas itu memang suatu titik dimana kita menerima semuanya dengan kelegaan hati dan ketenangan jiwa. Ikhlaskah saya waktu itu?
Nyatannya belum sepenuhnya iklas terlebih orang yang kita datangi menyambut kita dengan perasaan dingin.
yang saya lakukan adalah menghipnotis diri saya sendiri atau sugesti mungkin yaa. bahwa memendam kebencian adalah kelelahan yang tiada tara. perasaan tak tenang tidur pun tak nyenyak. saya hanya ingin bangun dengan perasaan segar atau ketika saya bertemu seseorang tidak lagi terus terusan memikirkan apa yang telah ia sakiti padaa saya. yah itu melelahkan.
Nyatanya silaturahmi itu bukan hanya pertemuan terakhirku dengan orang yang telah menyakitiku saja. silaturahmi tadi ternyata sebagai pintu damai musnahnya kebencian diantara kami. akhirnya esoknya saya mendapat kunjungan balasana dan semuanya clear. bahwa kami tidak lagi memendam rasa permusuhan. rasannya kami jauh lebih dekat dari sebelumnya setelah perdamaian kemarin. ternyata damai itu indah
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung di Rumah Nayma