Detik Detik Kecemasan

Detik Detik Kecemasan

Parenting gaya hidup motivasi
 Detik ...Detik kecemasan
    Jumat tanggal 2 November resmi kecemasan memuncak. Perutku semakin membesar dan usia kehamilan hampir memasuki 11 bulan. "Ya Robb, harus bagaimana lagi? apa yang bisa aku lakukan agar aku bisa lahiran". Aku benar benar diujung frustasi. Ada apa dengan kehamilanku. Kenapa berbeda dengan kehamilan yang lain? Setenang apapun membuat aku tetap diujung kecemasan. "Bagaimana caranya agar bayi mungil ini lahir secara sempurna. Otakku pun dipenuhi pikiran negatif tentang ketuban yang mulai keruh dan menipis. "Apakah bayiku di dalam sana baik - baik saja? Mungkinkah aku siap menghadapi SC? Jarum suntik seukuran lidi pun membuat aku hampir punah. Yah, punah itu seperti kita hidup sendiri dan alam memaksa untuk mengakhiri hidup.




    Dering telepon suami yang biasanya bisa membuat aku nyaman pun kali ini mengusik kesabaranku. Aku benar benar sangat frustasi hingga berteriak padanya... yah, aku gak tahu lagi harus melakukan apa. Semua cara sudah aku lakukan kecuali SC. dan kalimat SC membuat aku semakin frustasi. "Aku tidak siap untuk SC.
    Diujung kegundahan. kembali ku diingatkan bahwa lahir itu awal dari perjalanan takdir buah hatiku. di lahfud mahfud sana sudah dituliskan perjalanan hidup anakku nanti dari lahir hingga meninggal. hari ini Allah belum memberikan izin ia lahir. sabar itu tanpa batas dan belajar atas kesabaran adalah sebuah proses. yah, saya sedang berproses terus menjadi sabar. berproses terus untuk tetap berkhusnuzon kepada allah. Selalu ada waktu yang indah ketika melihat pelangi. Kenapa harus hujan yang harus mengantarkan kita pada pelangi?

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung di Rumah Nayma

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda