Kecemasan Berganti Kepasrahan

Kecemasan Berganti Kepasrahan

Parenting gaya hidup motivasi
 Kecemasan berganti Kepasrahan
    Minggu 4 Februari seharusnya aku chack kandungan di dokter. Namun ketakutanku menjalani Sc membuat aku mengurungkan niat. "Apakah aku akan mati dengan kandunganku yang tak pernah keluar ini? pikiran negatif itu sejadi jadinya menghujani pikiranku. sekuat itu pun kucoba menghipnotis diriku, " semua akan baik baik saja". "Ibu rena Pernah melahirkan dengan usia 1 tahun dengan selamat dan sehat. Aku bahkan menyaksikan sendiri kelahiran  dengan usia kandungan 1 tahun."
    Setelah lelah berjalan kaki di batu batu kerikil yang tajam kulanjutkan dengan senam hamil. Dari usia kandungan 7 bulan aku rajin berjalan di kerikil tajam agar peredaran darah di kaki lancar. Belum juga keringat ini kering kulanjutkan dengan mengepel lantai meggunakan tangan. Rasanya sakit pengap dan tak bisa nafas. namun aku tak menyerah begitu saja. " Aku harus bisa lahiran minggu ini" aku rindu menggendong anakku" Lanjut dengan kegiatan selanjutnya mencuci pakaian menggunakan tangan. melakukan kegiatan marathon seperti itu aku sempat kram. namun tekad ku sudah kuat. aku ingin lahiran normal.
    Sorenya aku bilang ke suami" Pak, ingin ngechek ke bidan Esum. Pasiennya diusahakan untuk lahiran normal ? Sesampainya di tempat praktek Bidan Esum aku di landa ketakutan. yah, aku memang cepat takut dan cemas. Alhamdulillah, aku diberi Allah pasangan yang bisa menenangkan aku di kala cemas. " Besok kalau lahiran kamarnya di sana" suami menunjukan ruangan ukuran 3x3 dengan perlengkapan bedah lengkap dan ranjang untuk bersalin. Ranjang yang benar benar menakutkan karena tengahnya bolong. jika kita tidur di ranjang itu bagian pantat nya bolong. dan ranjang itu hanya seukuran dari kepala ke paha dan kakinya..."oh tuhan, aku tak mau lahiran diranjang itu kalau aku terpeleset lalu jatuh bagaimana? bukankah air ketuban itu banyak? "
    Namaku sudah di panggil dan hatiku semakin berdebar. Rasannya ingin sekali aku lari seperti dulu ketika aku kelas 5 SD ketika tahu akan disuntik. Tak peduli tak ada uang di saku celanaku. aku berlari dari ruang dokter dan menyetop angkot. "ah, tidak. kapan aku bisa lahiran jika selalu menuruti rasa takut ini. takut harus dilawan dengan keberanian". Entah berapa level keberanianku saat ini. yang aku tahu level ketakutanku jauh lebih tinggi dari level keberanian. Disaat kecemasanku membuncah kembali bisikan itu seolah hadir sudah lama tak ku dengar bisikan itu. bisikan yang seringnya membuat aku kembali tenang. "Ayolah, kamu bisa sudah saatnya kandungan ini diakhiri. kamu butuh bantuan. kamu tidak bisa melahirkan sendiri. ceritakan masalahmu. saat ini kamu butuh pertolongan dari banyak pihak"
    BIdan itu berwajah sentosa. yah, aku tidak sedang sebagai Vicky Prasetyo. menatap wajahnya membuat aku sentosa. Sentosa itu rasannya nyaman dan tentram dan aku seperti anak kecil yang meminta ditimang ibuku. sangat hangat, hingga tak sadar air mata ini menetes. entah sudah keluar berapa kisah dari mulutku tentang list ketakutanku selama ini yang  selalu ku tutupi. Bidan itu hanya tertawa dan tawannya tak hanya renyah namun dalam tingkatan sentosa membuat aku tenang. tawannya membuat aku lega. " Baiklah, kutunggu seminggu lagi semoga Allah selalu melindungi kandunganku ini.

1 komentar:

  1. Aku juga dulu pas mau disuntik cemas2 gimana gitu, tp ujung2nya ngikut aja:D

    Btw, aku mau ngasih tau juga kalo di blog aku lagi ada Giveaway :) http://gebrokenruit.blogspot.com/2015/05/giveaway-kedua-mfrosiy.html Ditunggu partisipasinya ya :) Tuliskan aspirasimu dan tebarkan inspirasi terhadap sesama. Selamat berkreasi.

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung di Rumah Nayma

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda